Bapak, Ibu Dan Metallica

August 13, 2013

metallica

Bisa dibilang saya mungkin lebih mengenal Metallica ketimbang bapak kandung saya, saya tahu persis series instrument Papa Het atau Oom Hammet, ketimbang makanan kesukaan bapak saya. Cerita singkat tentang apa yang membuat saya akhirnya bertemu bapak kandung saya ada di sini. Nothing Else Matters akan selalu menjadi pengiring waktu–waktu dimana saya merunuti kembali pertemuan itu dengan bapak, dan membuat saya tidak lagi merepotkan hal yang lainnya, termasuk masa lalu kedua orang tua saya.

Metallica Black Album memiliki andil yang besar untuk menyeimbangkan kembali hidup saya setelah pertemuan saya dengan bapak, sekitar 9 tahun yang lalu, bukan hal yang mudah, namun mau tak mau harus saya jalani setiap harinya. Berusaha menerima kenyataan bahwa bapak bukanlah sosok bapak yang saya idam–idamkan selama ini, dengan berbagai macam kekurangannya yang mungkin tak akan pernah hilang dari benak dan hati ibu saya.

Bapak dan saya mirip. Kami sama–sama menyukai Jack Daniels dan bir dingin, sama–sama senang sekali berdiri di pinggir jurang dan menakuti–nakuti orang–orang yang di sekeliling kami dengan adu keberanian, atau bahkan adu bodoh, kami sama–sama brengsek, sama–sama liar.. begitu kata Ibu 9 tahun yang lalu. Jelas bapak dan saya bukanlah makhluk favorit Ibu. Ibu menyukai kepatuhan, keteraturan, hal–hal religius, dan juga penghambaan atas nama cinta.

The Unforgiven resmi menjadi milik Ibu untuk Bapak. Andai saja Ibu mau mencoba mendengarkan dan memahami Metallica, begitu banyak kisah di masa lalu Ibu dan Bapak yang cocok sekali dengan lagu–lagu Metallica. Dan saya anak muda yang tersesat dan terombang–ambing diantara mereka berdua, tepatnya diantara masa lalu mereka berdua. Bukan pekerjaan mudah, mau tak mau saya emban tugas itu sampai saya mati, biar bagaimanapun, mereka tetap kedua orang tua saya, rumah untuk saya pulang kapanpun dan tak peduli apapun.

Niatan saya untuk mempertemukan kembali Bapak dan Ibu dengan tujuan berdamai dan saling memaafkan nampaknya tidak akan pernah terwujud. Mereka berdua menolak untuk dipertemukan kembali, walau untuk anak mereka satu–satunya, yang dalam hitungan bulan ke depan akan menikah lagi. Sad But True. Saya bisa apa? Saya sebagai anak tak punya kuasa atas keinginan dan ego mereka, orang tua saya.

Saya tidak pernah peduli apa kata orang lain tentang Bapak dan Ibu, saya hanya ingin mereka berdamai, sebelum semuanya terlambat, dan membawa penyesalan sampai ke liang lahat.

Dan, oh!

Bapak, Ibu.. anakmu ini akan naik haji, hari Minggu tanggal 25 Agustus 2013 di GBK Senayan. Doakan semuanya aman dan lancar, agar saya dapat beribadah dengan khidmat. Saya cinta Bapak dan Ibu.

You Might Also Like

0 comments